Perkembangan Dakwah Islam di Nusantara

November 24, 2016 0

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, teori Mekah cukup meyakinkan untuk dipilih, yaitu bahwa agama Islam sudah masuk ke wilayah Nusantara dari abad ke-1 H. ( ke-7 M). Namun saat itu perkembangannya masih belum pesat dan meluas. Pada abad-abad selanjutnya baru terjadi perkembangan lebih pesat, terutama setelah abad ke-7 H. (ke-13 M). Lebih jelasnya pada uraian berikut. 

1. Perkembangan Islam di Sumatera
Tempat mula-mula masuknya Islam di pulau Sumatera adalah Pantai Barat Sumatera. Dari sana berkembang ke daerah-daerah lainnya. Pada umumnya, buku-buku sejarah menyebutkan perkembangan agama Islam bermula dari Pasai, Aceh Utara.

Orang yang menyebarkan Islam di daerah ini adalah Abdullah Arif. Ia seorang mubaligh dari Arab, dengan misi penyebarannya dengan berdakwah dan berdagang.

Dengan kesopanan dan keramahan orang Arab yang berdakwah itu, maka penduduk Pasai sangat terkesan. Akhirnya mereka menyatakan diri masuk Islam. Bahkan raja dan pemimpin negeri, setelah melihat kesopanan orang Arab yang berdakwah itupun, masuk Islam pula. Masyarakat Pasai sangat giat belajar agama Islam. Malah ada dari kalangan anak raja sengaja diutus menuntut ilmu agama Islam ke Mekkah.Kerajaan Islam Pasai berdiri sekitar tahun 1297, yang kemudian dikenal dengan sebutan “Serambi Mekkah”.

Setelah agama Islam berkembang di Pasai, dengan cepat tersebar pula ke daerah-daerah lain yaitu ke Pariaman, Sumatera Barat. Islam datang ke Pariaman dari Pasai melalui laut Pantai Barat Pulau Sumatera. Ulama yang terkenal membawa Islam ke Pariaman itu adalah Syekh Burhanuddin.

Penyiaran agama Islam dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap, sebab adat di Sumatera Barat sangat kuat. Dengan arif dan bijaksana para mubaligh dapat memberikan pengertian pada masyarakat, dan akhirnya masyarakat Sumatera Barat dapat menerima agama Islam dengan baik. Sebagai bukti bahwa Islam diterima oleh masyarakat Sumatera Barat dengan kerelaan dan kesadaran adalah dengan istilah yang mengatakan: Adat bersendi syura’, syara’ bersendi Kitabullah. Jadi, adat istiadat yang dipegang teguh oleh masyarakat Sumatera Barat itu adalah adat yang bersendikan Islam, artinya Islam menjadi dasar adat.

Sekitar tahun 1440 agama Islam masuk ke Sumatera Selatan. Mubaligh yang paling berjasa membawa Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel). Arya Damar yang kemudian terkenal dengan nama Aryadillah (Abdillah) adalah bupati Majapahit di Palembang waktu itu. Kemudian Raden Rahmat (Sunan Ampel) memberi saran kepada Abdillah agar bersedia menyebarkan agama Islam di Sumatera Selatan. Atas rahmat dan petunjuk Allah Swt., saran Raden Rahmat tersebut dilaksanakan oleh Aryadillah, sehingga agama Islam di Sumatera Selatan berkembang dengan baik. 

2. Perkembangan Islam di Kalimantan,Maluku, dan Papua
Di pulau Kalimantan, agama Islam mula-mula masuk di Kalimantan Selatan, dengan ibukotanya Banjarmasin. Pembawa agama Islam ke Kalimantan Selatan ini adalah para pedagang bangsa Arab dan para mubaligh dari Pulau Jawa. Perkembangan agama Islam di Kalimantan Selatan itu sangat pesat dan mencapai puncaknya setelah Majapahit runtuh tahun 1478.

Daerah lainnya di Kalimantan yang dimasuki agama Islam adalah Kalimantan Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat mula-mula di daerah Muara Sambas dan Sukadana. Dari dua daerah inilah baru tersebar ke seluruh Kalimantan Barat. Pembawa agama Islam ke daerah Kalimantan Barat adalah para pedagang dari Johor (Malaysia), serta ulama dan mubaligh dari Palembang (Sumatera Selatan). Sultan Islam yang pertama (tahun 1591) di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana, yaitu Panembahan Giri Kusuma.

Penyebaran Islam di Kalimantan Timur terutama di Kutai, dilakukan oleh Dato’ Ri Bandang dan Tuang Tunggang melalui jalur perdagangan.

Kemudian sejak abad ke-15, antara tahun 1400 sampai 1500 Islam telah masuk dan berkembang di Maluku. Pedagang yang beragama Islam dan para ulama/mubalih banyak yang datang ke Maluku sambil menyiarkan agama Islam. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Maluku adalah Ternate, Tidore, Bacau, dan Jailolo.

Raja-raja yang memerintah di daerah tersebut berasal dari satu keturunan, yang semuanya menyokong perkembangan Islam di Maluku.

Perkembangan agama Islam di papua berjalan agak lambat. Islam masuk ke Irian terutama karena pengaruh raja-raja Maluku, para pedagang yang beragama Islam dan ulama atau mubaligh dari Maluku.

Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di papua adalah Misol, Salawati, Pulau Waigeo,dan Pulau Gebi. 

3. Perkembangan Islam di Sulawesi
Pada abad ke-16 Islam telah masuk ke Sulawesi, yang dibawa oleh Dato’ Ri Bandang dari Sumatera Barat. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Sulawesi adalah Goa, sebuah kerajaan di Sulawesi Selatan.

Sebelum Islam datang ke daerah ini penduduknya menganut kepercayaan nenek moyang. Setelah Dato’ Ri Bandang berkunjung ke Sulawesi Selatan, Raja Goa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam. Kemudian atas usul Dato’ Ri Bandang, Raja Goa berganti nama dengan Sultan Alauddin. Jauh sebelum Raja Goa ini masuk Islam, para pedagang telah menyiarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan dan banyak penduduk yang telah menganut agama Islam.

Setelah Sultan Alauddin wafat, beliau diganti oleh putranya yang bernama Sultan Hasanuddin. Dari Goa Islam terus berkembang ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Talo dan Bone. 

4. Perkembangan Islam di Nusa Tenggara
Sebagaimana daerah-daerah lain, pada tahun 1540 agama Islam masuk pula ke Nusa Tenggara. Masuknya agama Islam Ke Nusa Tenggara dibawa oleh para mubaligh dari Bugis (Sulawesi Selatan) dan dari Jawa.

Agama Islam berkembang di Nusa Tenggara mula-mula di daerah Lombok yang penduduknya disebut Suku Sasak. Dari daerah Lombok, secara pelanpelan selanjutnya tersebar pula ke daerah-daerah Sumbawa dan Flores. 

5. Perkembangan Islam di Pulau Jawa

Agama Islam masuk ke Pulau Jawa kira-kira pada abad ke-11 M., yang dibawa oleh para pedagang Arab dan para mubaligh dari Pasai. Tempat yang mula-mula dimasuki Islam di pulau Jawa yaitu daerah-daerah pesisir utara Jawa Timur.

Tokoh terkenal yang berdakwah di Jawa Timur adalah Maulana Malik Ibrahim. Beliau menetap di Gresik, kemudian mendirikan pusat penyiaran agama Islam dan pusat pengajaran. Dalam majlisnya itu beliau mengkader beberapa orang murid. selanjutnya mereka menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah lain di pulau Jawa.

Di Jawa Tengah, penyiaran Agama Islam berpusat di Demak. Penyiaran agama Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang berjumlah 9 yang dikenal dengan Wali Songo (Wali Sembilan). Kemudian murid-murid Wali Songo turut pula menyiarkan agama Islam ke daerah pedalaman pulau Jawa, sehingga agama Islam berkembang dengan pesatnya.

Strategi Dakwah Islam di Nusantara

November 24, 2016 1

Dari pembahasan tentang masuknya Islam ke Nusantara, dapat dipahami bahwa masuknya agama Islam ke Indonesia terjadi secara periodik, tidak sekaligus. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai strategi penyebaran Islam dan media yang dipergunakan oleh para pedagang dan mubaligh dalam penyebaran Islam di Indonesia.

Salah satu arti “strategi” yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Dalam konteks dakwah Islam, strategi dakwah yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para mubaligh, yang membawa misi Islam di dalamnya.

Dari kajian di atas dan berbagai literatur, setidaknya terdapat beberapa kegiatan yang dipergunakan sebagai kendaraan (sarana) dalam penyebaran Islam di Indonesia, di antaranya adalah: perdagangan, perkawinan, pendidikan, kesenian, dan tasawuf. Berikut uraian singkat mengenai hal tersebut.

1. Perdagangan
Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M. Aktivitas perdagangan ini banyak melibatkan bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina dan sebagainya. Mereka turut ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

Saluran Islamisasi melalui jalur perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja dan bangsawan turut serta dalam aktivitas perdagangan tersebut. Bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham perdagangan itu. Fakta sejarah ini dapat diketahui berdasarkan data dan informasi penting yang dicatat Tome’ Pires bahwa para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa yang ketika itu penduduknya masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullahmullah dari luar, sehingga jumlah mereka semakin bertambah banyak. Dalam perkembangan selanjutnya, anak keturunan mereka menjadi penduduk muslim yang kaya raya.

Pada beberapa tempat, para penguasa Jawa, yang menjabat sebagai bupati-bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir pulau Jawa banyak yang masuk Islam. Keislaman mereka bukan hanya disebabkan oleh factor politik dalam negeri yang tengah goyah, tetapi terutama karena factor hubungan ekonomi dengan para pedagang ini sangat menguntungkan secara material bagi mereka, yang pada akhirnya memperkuat posisi dan kedudukan sosial mereka di masyarakat Jawa. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mereka mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat tinggal mereka.

Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang muslim sebagai sarana atau media dakwah. Sebab, dalam Islam setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan ajaran Islam kepada siapa saja dengan tanpa paksaan. Oleh karena itu, ketika penduduk Nusantara banyak yang berinteraksi dengan para pedagang muslim, dan keterlibatan mereka semakin jauh dalam aktivitas perdagangan, banyak di antara mereka yang memeluk Islam. Karena pada saat itu, jalur-jalur strategis perdagangan internasional hampir sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim. Apabila para penguasa lokal di Indonesia ingin terlibat jauh dengan perdagangan internasional, maka mereka harus berperan aktif dalam perdagangan internasional dan harus sering berinteraksi dengan para pedagang muslim.

2. Perkawinan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social ekonomi yang lebih baik daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk pribumi, terutama para wanita, yang tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum Islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus diislamkan terlebih dahulu. Para wanita dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena proses pengIslaman hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa upacara atau ritual rumit lainnya.

Setelah itu, mereka menjadi komunitas muslim di lingkungannya sendiri. KeIslaman mereka menempatkan diri dan keluarganya berada dalam status sosial dan ekonomi cukup tinggi. Sebab, mereka menjadi muslim Indonesia yang kaya dan berstatus sosial terhormat. Kemudian setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung dan pusat-pusat kekuasaan Islam.

Dalam perkembangan berikutnya, ada pula para wanita muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan lokal. Hanya saja, anak-anak para bangsawan tersebut harus diIslamkan terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka menjadi keluarga muslim dengan status sosial ekonomi dan posisi politik penting di masyarakat.

Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja atau anak adipati. Karena raja, adipati, atau bangsawan itu memiliki posisi penting di dalam masyarakatnya, sehingga mempercepat proses Islamisasi. Beberapa contoh yang dapat dikemukakan di sini adalah, perkawinan antara Raden Rahmat atau Sunan Ngampel dengan Nyai Manila, antara Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijaya dengan Puteri Campa, orangtua Raden Patah, raja kerajaan Islam Demak dan lain-lain.

3. Pendidikan
Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan. Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren. Pada lembaga inilah, para ulama memberikan pengajaran ilmu keIslaman melalui berbagai pendekatan sampai kemudian para santri mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah mereka dianggap mampu, mereka kembali ke kampong halaman untuk mengembangkan agama Islam dan membuka lembaga yang sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga pendidikan pesantren mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun mutunya.

Lembaga pendidikan Islam ini tidak membedakan status sosial dan kelas, siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam pengetahuan Islam, diperbolehkan memasuki lembaga pendidikan ini. Dengan demikian, pesantren-pesantren dan para ulamanya telah memainkan peran yang cukup penting di dalam proses pencerdasan kehidupan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang kemudian tertarik memeluk Islam.

Di antara lembaga pendidikan pesantren yang tumbuh pada masa awal Islam di Jawa, adalah pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta. Kemudian pesantren Giri yang didirikan oleh Sunan Giri, popularitasnya melampaui batas pulau Jawa hingga ke Maluku. Masyarakat yang mendiami pulau Maluku, terutama Hitu, banyak yang berdatangan ke pesantren Sunan Giri untuk belajar ilmu agama Islam. Bahkan Sunan Giri dan para ulama lainnya pernah diundang ke Maluku untuk memberikan pelajaran agama Islam. Banyak di antara mereka yang menjadi khatib, muadzin, hakim (qadli) dalam masyarakat Maluku dengan memperoleh imbalan cengkeh.

Dengan cara-cara seperti itu, maka agama Islam terus tersebar ke seluruh penjuru Nusantara, hingga akhirnya banyak penduduk Indonesia yang menjadi muslim. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model pendidikan pesantren yang tidak mengenal kelas menjadi media penting di dalam proses penyebaran Islam di Indonesia, bahkan kemudian diadopsi untuk pengembangan pendidikan keagamaan pada lembaga-lembaga pendidikan sejenis di Indonesia.

4. Tasawuf
Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah tasawuf. Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya lokal, sehingga menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menerima ajaran tersebut. Pada umumnya, para pengajar tasawuf atau para sufi adalah guru-guru pengembara, dengan sukarela mereka menghayati kemiskinan, juga seringkali berhubungan dengan perdagangan, mereka mengajarkan teosofi yang telah bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal magis, dan memiliki kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada juga yang menikahi gadis-gadis para bangsawan setempat.

Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya memeluk agama Hindu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima mereka. Di antara para sufi yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeikh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini terus dianut bahkan hingga kini.

5. Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah materi dalam setiap pertunjukan yang dilakukannya. Sunan Kalijaga hanya meminta kepada para penonton untuk mengikutinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih diambil dari cerita Ramayana dan Mahabarata, tetapi muatannya berisi ajaran Islam dan nama-nama pahlawan muslim.

Selain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran Islam di Indonesia adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Di antara bukti yang dihasilkan dari pengembangan Islam awal adalah seni bangunan Masjid Agung Demak, Sendang Duwur, Agung Kasepuhan, Cirebon, Masjid Agung Banten, dan lain sebagainya. Seni bangunan Masjid yang ada, merupakan bentuk akulturasi dari kebudayaan lokal Indonesia yang sudah ada sebelum Islam, seperti bangunan candi. Salah satu dari sekian banyak contoh yang dapat kita saksikan hingga kini adalah Masjid Kudus dengan menaranya yang sangat terkenal itu. Hal ini menunjukkan sekali lagi bahwa proses penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh para penyebar Islam melalui caracara damai dengan mengakomodasi kebudayaan setempat. Cara ini sangat efektif untuk menarik perhatian masyarakat pribumi dalam memahami gerakan Islamisasi yang dilakukan oleh para mubaligh, sehingga lambat laun mereka memeluk Islam.

6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah ini. Jalur politik juga ditempuh ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non Islam, baik di Sumatera, Jawa, maupun Indonesia bagian Timur.

Dramatisasi sebagai Media Pembelajaran

November 22, 2016 0

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dramatisasi adalah penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara; pendramaan, hal membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan,  pembawaan atau pembacaan puisi atau prosa secara drama.[1] Jadi dramatisasi sebagai media pembelajaran merupakan suatu pembelajaran melalui pendramaan.

Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak – anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita – cerita masa lampau. Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran melalui dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau, bermain – main peranan, atau sosiodrama. 

Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan dramatisasi ini adalah :
  1. Mempersiapkan situasi untuk memulai drama.
  2. Menjelaskan kepada anak – anak apa yang diharapkan dari hasil dramatisasi yang dilakukan.
  3. Menugaskan untuk memegang peran tertentu kepada anak – anak.
  4. Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan para pelaku.
  5. Pelaksanaan drama.
  6. Menilai drama tersebut secara bersama – sama antara guru dengan siswa.[2]
Kelebihan atau keuntungan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah :
  1. Menyalurkan ekspresi anak – anak kedalam kegiatan yang menyenangkan.
  2. Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak.
  3. Memahami isi cerita.
  4. Membantu untuk menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan kemurungan pada anak.
  5. Memupuk rasa saling membantu dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya, juga memupuk perasaan saling mempercayai sesuai dengan kesanggupan masing – masing.[3]
Kelemahan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
  1. Membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang dalam pelaksanaannya, karena guru di haruskan menyusun dan membuat naskah cerita terlebih dahulu sebelum nantinya di dramatisasikan.
  2. Membutuhkan kejelian dan keseksamaan bagi guru dalam memilih dan menugaskan siswa – siswanya yang akan menjadi pelaku dalam cerita agar sesuai dengan karakter penokohan yang ada.
  3. Memerlukan waktu lebih bagi siswa dalam memahami dan mendalami karakter dan isi ceritanya.
  4. Perlu adanya menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Karena kebanyakan siswa merasa malu dan tidak percaya diri bila harus tampil di depan umum.
  5. Membutuhkan kerja sama.
[1] http://kbbi.web.id/index.php?w=dramatisasi, (diakses tanggal 20/11/2016).
[2] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.106.
[3] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.105.

Cara Membuat Link Terbuka di Window/Tab Baru

November 13, 2016 0

Membuat link terbuka di window/tab baru adalah hal penting, yaitu agar visitor tetap memiliki akses terhadap page referral di mana dia menemukan link baru untuk di-klik. Selain itu, bagi pemilik blog/website hal ini juga menguntungkan karena visitor tidak segera meninggalkan halaman blog/website karena adanya window baru yang harus dibuka.

Selain itu, posting artikel yang tengah dibaca oleh visitor juga tidak menghilang tergantikan oleh halaman baru dari link yg di-klik oleh visitor. Visitor tetap dapat membaca artikel hingga selesai sambil melihat referensi link yg terdapat di dalam posting.

Berikut tag yang digunakan:

Kode target="_blank" adalah perintah kepada browser untuk membuka link di window baru. Dalam beberapa bentuk lain, ada juga yang menggunakan kode target="blank"atau target='_blank', dan semuanya bekerja alias efeknya sama.

Dasar tag sebagai perintah untuk membuka window baru dari sebuah link adalah target dan target="_self" adalah perintah  dasar untuk membuka link di window yang sama. Secara default, halaman-halaman web biasanya telah memiliki perintah ini secara otomatis, sehingga tidak perlu ditambahkan lagi. Kode ini secara khusus digunakan untuk halaman yang memiliki frame-frame.

Jika link di dalam konten/posting anda banyak dan anda ingin agar window/tab baru yang dibuka oleh pengunjung tidak terlalu banyak, anda dapat memberikan kode perintah target="output" di dalam link-link agar terbuka di window baru yang sama (remote window).

Untuk membuat semua link yang ada di dalam blog/website terbuka di window baru secara otomatis, sisipkan kode <base target='_blank'/> atau <base target="_blank"> diantara <head> dan </head> di dalam template HTML. Ganti _blank dengan output jika ingin semua link di blog/website terbuka di window baru yang sama.

Contoh Compound Sentences dan Artinya Menggunakan Penghubung FANBOYS

November 06, 2016 0

1. The black dog has won many prizes, but he doesn’t know many tricks.
Anjing hitam itu telah memenangkan banyak penghargaan, tapi iia tidak tahu banyak trik.

2. She saw a cat run in front of her, so she fell down while roller-skating.
Dia melihat kucing berjalan di depannya, sehingga ia jatuh sementara ketika bermain roller-skating.

3. There was a meteor shower in space, but the crew did not know how to avoid
the meteors.
Ada hujan meteor di ruang angkasa, tapi para awak tidak tahu bagaimana untuk menghindari
meteor tersebut.

4. I wanted to buy a new house, so I started to save my money.
Saya ingin membeli rumah baru, jadi saya mulai menyimpan uang saya.

5. Gillian did not like to read, for she was not very good at it.
Gillian tidak suka membaca, karena ia tidak begitu pintar dalam hal itu.

6. Pam liked Wayne, and Leena also liked Wayne.
Pam menyukai Wayne, dan Leena juga menyukai Wayne.

7. The little boy did not like to go to school, yet he went anyway.
Anak kecil tidak suka pergi ke sekolah, namun ia tetap pergi.

8. You could cry like a baby, or you can clean your room like a man.
Kamu bisa menangis seperti bayi, atau kmamu dapat membersihkan kamarmu seperti seorang laki-laki.

9. She didn’t want to play with Jill, and she didn’t want to play with Tim.
Dia tidak ingin bermain dengan Jill, dan dia tidak ingin bermain dengan Tim.

10. Arleen’s could not play with that boy, nor could she play with that other boy.
Arleen tak bisa bermain dengan anak itu, juga tidak bisa bermain dengan anak lainnya.

11. Let’s go to the swimming pool, for it’s hot inside the house.
Mari kita pergi ke kolam renang, karena hawanya panas di dalam rumah.

12. I don’t want to eat, and I don’t want to drink.
Saya tidak mau makan, dan saya juga tidak ingin minum.

13. I don’t want to practice playing the violin, yet I don’t want to disobey my mother.
Saya tidak ingin berlatih bermain biola, namun saya tidak ingin tidak mematuhi ibuku.

14. I want to own my own company, and I want to pay all my workers a lot of money.
Saya ingin memiliki perusahaan saya sendiri, dan saya ingin membayar semua pekerja saya dengan gaji tinggi.

15. I need to go to the store, but I’m feeling too sick to drive.
Saya harus pergi ke toko, tapi saya merasa masih terlalu lemah untuk mengemudi.

16. Rabbits make good pets, for they don’t make too much noise and they are clean.
Kelinci bisa menjadi hewan peliharaan yang baik, karena tidak membuat kegaduhan dan kelinci itu bersih.

17. I want to go to the circus, and I want to ride a pony.
Saya ingin pergi ke sirkus, dan saya ingin naik kuda poni.

18. I didn’t do my homework, so my parents punished me.
Saya tidak mengerjakan tugas rumah saya, maka orang tua menghukum saya

19. I have never visited Asia, nor have I visited Africa.
Saya belum pernah mengunjungi Asia, juga belom mengunjungi Afrika.

20. You can make a big poster, or you can make a little clay statue.
Kamu dapat membuat poster yang besar, atau kamu bisa membuat sebuah patung tanah liat yang berukuran kecil.

Kritik: Anjuran Adzan Di Telinga Bayi

November 06, 2016 0


Adakah tuntunan mengadzankan bayi ketika lahir?

Kebanyakan buku atau kitab yang menjelaskan hal-hal yang mesti dilakukan ketika menyambut sang buah hati adalah amalan satu ini yaitu adzan dan iqomah di telinga bayi yang baru lahir. Bahkan bukan penulis-penulis kecil saja, ulama-ulama hebat pun menganjurkan hal ini sebagaimana yang akan kami paparkan. Namun, tentu saja dalam permasalahan ini yang jadi pegangan dalam beragama adalah bukan perkataan si A atau si B. Yang seharusnya yang jadi rujukan setiap muslim adalah Al Qur’an dan hadits yang shohih.Boleh kita berpegang dengan pendapat salah satu ulama, namun jika bertentangan dengan Al Qur’an atau menggunakan hadits yang lemah, maka pendapat mereka tidaklah layak kita ikuti. Itulah yang akan kami tinjau pada pembahasan kali ini. Apakah benar adzan atau iqomah pada bayi yang baru lahir disyari’atkan (disunnahkan)?

Kami akan berusaha meninjau dari pendapat para Imam Madzhab, lalu kami akan tinjau dalil yang mereka gunakan. Agar tidak berpanjang lebar dalam muqodimah, silakan simak pembahasan berikut ini.

Pendapat Para Ulama Madzhab

Para ulama Hambali hanya menyebutkan permasalahan adzan di telinga bayi saja.

Para ulama Hanafiyah menukil perkataan Imam Asy Syafi’i dan mereka tidak menganggap mustahil perkataannya (maksudnya: tidak menolak perkataan Imam Asy Syafi’i yang menganjurkan adzan di telinga bayi).

Imam Malik memiliki pendapat yang berbeda yaitu beliau membenci perbuatan ini, bahkan menggolongkannya sebagai perkara yang tidak ada tuntunannya.

Sebagian ulama Malikiyah menukil perkataan para ulama Syafi’iyah yang mengatakan bahwa tidak mengapa mengamalkan hal ini. (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/779, pada Bab Adzan, Wizarotul Awqof Kuwaitiyyah, Asy Syamilah)

Ulama lain yang menganjurkan hal ini adalah Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan Ibnul Qoyyim dalam Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud.

Inilah pendapat para ulama madzhab dan ulama lainnya. Intinya, ada perselisihan dalam masalah ini. Lalu manakah pendapat yang kuat?

Tentu saja kita harus kembalikan pada dalil yaitu perkataan Allah dan Rasul-Nya.
Itulah sikap seorang muslim yang benar. Dia selalu mengembalikan suatu perselisihan yang ada kepada Al Qur’an dan As Sunnah sebagaimana hal ini diperintahkan dalam firman Allah,

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (QS. Asy-Syuura: 10)

Ahli tafsir terkemuka, Ibnu Katsir rahimahullah, mengatakan, “Maksudnya adalah (perkara) apa saja yang diperselisihkan dan ini mencakup segala macam perkara, maka putusannya (dikembalikan) pada Allah yang merupakan hakim dalam perselisihan ini. (Di mana perselisihan ini) diputuskan dengan kitab-Nya dan Sunnah (petunjuk) Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala pada ayat yang lain:

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya).” (Qs. An Nisa’ [4]: 59). Yang (memutuskan demikian) adalah Rabb kita yaitu hakim dalam segala perkara. Kepada-Nya lah kita bertawakkal dan kepada-Nya lah kita mengembalikan segala urusan. –Demikianlah perkataan beliau rahimahullah dengan sedikit perubahan redaksi-.

 

Dalil Para Ulama yang Menganjurkan

Hadits pertama:

Dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ

Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)

Hadits kedua:

Dari Al Husain bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ

“Setiap bayi yang baru lahir, lalu diadzankan di telinga kanan dan dikumandangkan iqomah di telinga kiri, maka ummu shibyan tidak akan membahayakannya.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Ibnu Sunny dalam Al Yaum wal Lailah). Ummu shibyan adalah jin (perempuan).

Hadits ketiga:

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan:

أذن في أذن الحسن بن علي يوم ولد ، فأذن في أذنه اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali pada hari beliau dilahirkan maka beliau adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri.” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Untuk memutuskan apakah mengumandangkan adzan di telinga bayi termasuk anjuran atau tidak, kita harus menilai keshohihan hadits-hadits di atas terlebih dahulu. 

Penilaian Pakar Hadits Mengenai Hadits-Hadits di Atas

Penilaian hadits pertama:

Para perowi hadits pertama ada enam:

مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِى عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ

yaitu: Musaddad, Yahya, Sufyan, ‘Ashim bin ‘Ubaidillah, ‘Ubaidullah bin Abi Rofi’, dan Abu Rofi’.

Dalam hadits pertama ini, perowi yang jadi masalah adalah ‘Ashim bin Ubaidillah.
Ibnu Hajar menilai ‘Ashim dho’if (lemah). Begitu pula Adz Dzahabi mengatakan bahwa Ibnu Ma’in mengatakan ‘Ashim dho’if (lemah). Al Bukhari dan selainnya mengatakan bahwa ‘Ashim adalah munkarul hadits (sering membawa hadits munkar).

Dari sini nampak dari sisi sanad terdapat rawi yang lemah sehingga secara sanad, hadits ini sanadnya lemah.

Ringkasnya, hadits ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if).

Kemudian beberapa ulama menghasankan hadits ini seperti At-Tirmidzi. Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan. Kemungkinan beliau mengangkat hadits ini ke derajat hasan karena ada beberapa riwayat yang semakna yang mungkin bisa dijadikan penguat. Mari kita lihat hadits kedua dan ketiga.

Penilaian hadits kedua:

Para perowi hadits kedua ada lima:

حدثنا جبارة ، حدثنا يحيى بن العلاء ، عن مروان بن سالم ، عن طلحة بن عبيد الله ، عن حسين

yaitu: Jubaaroh, Yahya bin Al ‘Alaa’, Marwan bin Salim, Tholhah bin ‘Ubaidillah, dan Husain.
Jubaaroh dinilai oleh Ibnu Hajar dan Adz Dzahabi dho’if (lemah).

Yahya bin Al ‘Alaa’ dinilai oleh Ibnu Hajar orang yang dituduh dusta dan Adz Dzahabi menilainya matruk (hadits yang diriwayatkannya ditinggalkan).

Marwan bin Salim dinilai oleh Ibnu Hajar matruk (harus ditinggalkan), dituduh lembek dan juga dituduh dusta.

Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 321 menilai bahwa Yahya bin Al ‘Alaa’ dan Marwan bin Salim adalah dua orang yang sering memalsukan hadits.

Dari sini sudah dapat dilihat bahwa hadits kedua ini tidak dapat menguatkan hadits pertama karena syarat hadits penguat adalah cuma sekedar lemah saja, tidak boleh ada perowi yang dusta. Jadi, hadits kedua ini tidak bisa mengangkat derajat hadits pertama yang dho’if (lemah) menjadi hasan.

Penilaian hadits ketiga:

Para perowi hadits ketiga ada delapan:

وأخبرنا علي بن أحمد بن عبدان ، أخبرنا أحمد بن عبيد الصفار ، حدثنا محمد بن يونس ، حدثنا الحسن بن عمرو بن سيف السدوسي ، حدثنا القاسم بن مطيب ، عن منصور ابن صفية ، عن أبي معبد ، عن ابن عباس

yaitu: Ali bin Ahmad bin ‘Abdan, Ahmad bin ‘Ubaid Ash Shofar, Muhammad bin Yunus, Al Hasan bin Amru bin Saif As Sadusi, dan Qosim bin Muthoyyib, Manshur bin Shofiyah, Abu Ma’bad, dan Ibnu Abbas.

Al Baihaqi sendiri dalam Syu’abul Iman menilai hadits ini dho’if (lemah). Namun, apakah hadits ini bisa jadi penguat hadits pertama tadi? Kita harus melihat perowinya lagi.

Perowi yang menjadi masalah dalam hadits ini adalah Al Hasan bin Amru.

Al Hafidz berkata dalam Tahdzib At Tahdzib no. 538 mengatakan bahwa Bukhari berkata Al Hasan itu kadzdzab (pendusta) dan Ar Razi berkata Al Hasan itu matruk (harus ditinggalkan). Sehingga Al Hafidz berkesimpulan bahwa Al Hasan ini matruk (Taqrib At Tahdzib no. 1269).

Kalau ada satu perowi yang matruk (yang harus ditingalkan) maka tidak ada pengaruhnya kualitas perowi lainnya sehingga hadits ini tidak bisa dijadikan penguat bagi hadits pertama tadi.
Ringkasnya, hadits kedua dan ketiga adalah hadits maudhu’ (palsu) atau mendekati maudhu’.

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa hadits pertama tadi memang memiliki beberapa penguat, tetapi sayangnya penguat-penguat tersebut tidak bisa mengangkatnya dari dho’if (lemah) menjadi hasan. Maka pernyataan sebagian ulama yang mengatakan bahwa hadits ini hasan adalah suatu kekeliruan. Syaikh Al Albani juga pada awalnya menilai hadits tentang adzan di telinga bayi adalah hadits yang hasan. Namun, akhirnya beliau meralat pendapat beliau ini sebagaimana beliau katakan dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 321. Jadi kesimpulannya, hadits yang membicarakan tentang adzan di telinga bayi adalah hadits yang lemah sehingga tidak bisa diamalkan.
Seorang ahli hadits Mesir masa kini yaitu Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini hafizhohullah mengatakan, “Hadits yang menjelaskan adzan di telinga bayi adalah hadits yang lemah. Sedangkan suatu amalan secara sepakat tidak bisa ditetapkan dengan hadits lemah. Saya telah berusaha mencari dan membahas hadits ini, namun belum juga mendapatkan penguatnya (menjadi hasan).” (Al Insyirah fi Adabin Nikah, hal. 96, dinukil dari Hadiah Terindah untuk Si Buah Hati, Ustadz Abu Ubaidah, hal. 22-23)

Penutup

Dalam penutup kali ini, kami ingin menyampaikan bahwa memang dalam masalah adzan di telinga bayi terdapat khilaf (perselisihan pendapat). Sebagian ulama menyatakan dianjurkan dan sebagiannya lagi mengatakan bahwa amalan ini tidak ada tuntunannya. Dan setelah membahas penilaian hadits-hadits tentang dianjurkannya adzan di telinga bayi di atas terlihat bahwa semua hadits yang ada adalah hadits yang lemah bahkan maudhu’ (palsu). Kesimpulannya, hadits adzan di telinga bayi tidak bisa diamalkan sehingga amalan tersebut tidak dianjurkan.

Jika ada yang mengatakan, “Kami ikut pendapat ulama yang membolehkan amalan ini.” Cukup kami sanggah, “Ingatlah saudaraku, di antara pendapat-pendapat yang ada pasti hanya satu yang benar. Coba engkau memperhatikan perkataan para salaf berikut ini.

Ibnul Qosim mengatakan bahwa beliau mendengar Malik dan Al Laits berkata tentang masalah perbedaan pendapat di antara sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah tepat perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa khilaf (perbedaan pendapat) boleh-boleh saja (ada kelapangan). Tidaklah seperti anggapan mereka. Di antara pendapat-pendapat tadi pasti ada yang keliru dan ada benar.”

Begitu pula Asyhab mengatakan bahwa Imam Malik ditanya mengenai orang yang mengambil hadits dari seorang yang terpercaya dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau ditanya, “Apakah engkau menganggap boleh-boleh saja ada perbedaan pendapat (dalam masalah ijtihadiyah, pen)?”

Imam Malik lantas menjawab, “Tidak demikian. Demi Allah, yang diterima hanyalah pendapat yang benar. Pendapat yang benar hanyalah satu (dari berbagai pendapat ijtihad yang ada). Apakah mungkin ada dua pendapat yang saling bertentangan dikatakan semuanya benar [?] Tidak ada pendapat yang benar melainkan satu saja.” (Dinukil dari Shohih Fiqh Sunnah, 1/64)”

Demikian suadaraku, penjelasan mengenai adzan di telinga bayi. Semoga dengan penjelasan pada posting kali ini, kaum muslimin mengetahui kekeliruan yang telah berlangsung lama di tengah-tengah mereka dan semoga mereka merujuk pada kebenaran. Semoga tulisan ini dapat memperbaiki kondisi kaum muslimin saat ini.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Allahumman fa’ana bimaa ‘allamtana, wa ‘alimna maa yanfa’una wa zidnaa ‘ilmaa. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Keterangan:

Hadits shohih adalah hadist yang memenuhi syarat: semua periwayat dalam hadits tersebut adalah adil (baik agamanya), dhobith (kuat hafalannya), sanadnya bersambung, tidak menyelisihi riwayat yang lebih kuat, dan tidak ada illah (cacat).

Hadits hasan adalah hadits yang memenuhi syarat shohih di atas, namun ada kekurangan dari sisi dhobith (kuatnya hafalan).

Hadits dho’if (lemah) adalah hadits yang tidak memenuhi syarat shohih seperti sanadnya terputus, menyelisihi riwayat yang lebih kuat (lebih shohih) dan memiliki illah (cacat).

Hadits maudhu’ (palsu) adalah hadits yang salah satu perowinya dinilai kadzdzib (pendusta) yakni berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits matruk (yang harus ditinggalkan) adalah hadits yang salah satu perowinya dituduh kadzib (berdusta).

***
Panggang, Gunung Kidul, 28 Muharram 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id, dipublish ulang oleh Fiqih17.com

Masuknya Islam ke Nusantara (Indonesia)

Oktober 21, 2016 0

Para pakar sejarah berbeda pendapat mengenai sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Setidaknya terdapat tiga teori besar yang dikembangkan oleh Ahmad Mansur Suryanegara, yang terkait dengan asal kedatangan, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.

Pertama, teori Gujarat. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M.

Kedua, teori Mekah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M.

Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke Nusantara sekitar abad ke-13 M. Baik teori Gujarat maupun teori Persia, keduanya sama-sama menetapkan bahwa Islam masuk di Nusantara pada abad ke 13 M.

Namun teori Mekah menetapkan kedatangan Islam ke Nusantara jauh sebelum itu, yaitu pada abad ke 7 M, saat Rasulullah masih hidup. Secara ilmiah, teori Mekah yang menyatakan Islam masuk ke Nusantara lebih awal, lebih penting untuk dibuktikan. Jika bukti-bukti teori Mekah telah diangggap memadai dan ilmiah, maka teori lain yang menyatakan kedatangan sekitar abad 13 M., tidak perlu lagi dibuktikan.

Oleh karena itu, uraian berikut terkait dengan beberapa bukti yang mendukung teori Mekah yaitu berikut seperti ini.

1. Menurut sejumlah pakar sejarah dan arkeolog, jauh sebelum Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina, Nusantara, dan Arab. Jalur perdagangan selatan ini sudah ramai saat itu.

2. Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University, telah melakukan banyak penelitian arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara, dan menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima masehi (yang berarti Nabi Muhammad saw. belum lahir), beberapa jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara dengan Cina. Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda perunggu dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan Sumatera dan di Jawa Timur membuktikan hal ini.

3. Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara-terutama Sumatera dan Jawa-dengan Cina juga diakui oleh sejarawan G.R. Tibbetts. Ia menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, “ tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.

4. Ditemukannya perkampungan Arab muslim di Barus pada abad ke-1 H./7 M. Berdasarkan sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa sekitar tahun 625 M (sembilan tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan), di pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Buddha Sriwijaya. Di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan lokal.

Selaras dengan zamannya, saat itu umat Islam belum memiliki mushaf al-Qur'an, karena mushaf baru selesai dibukukan pada zaman Khalifah Usman bin Affan pada tahun 30 H atau 651 M. Sebab itu, cara berdoa dan beribadah lainnya pada saat itu diyakini berdasarkan ingatan para pedagang Arab Islam yang juga termasuk para hufaz atau penghapal al-Qur'an.

Dari berbagai literatur diyakini bahwa kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera itu bernama “Barus” atau yang juga disebut Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan.

Amat mungkin Barus merupakan kota tertua di Indonesia, mengingat dari seluruh kota di Nusantara hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur- literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi! 

5. Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7M. 

6. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 M.

7. HAMKA menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika.

8. Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanya The Preaching of Islam (1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M.

9. Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerja sama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.

10. Pada tahun 674 M semasa pemerintahan Khilafah Utsman bin Affan, mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam.

11. Dalam Seminar Nasional tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tahun 1963, para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-1 H. (abad ke-7 M) dan langsung dari tanah Arab. Daerah yang disinggahi adalah pesisir Sumatra. Islam disebarkan oleh para saudagar muslim dengan cara damai.

12. Ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, abad ke-11 M. yang berarti jauh sebelum itu sudah terjadi penyebaran agama Islam, terutama di daerah pesisir Sumatera, karena yang menyebarkan Islam di Jawa adalah para mubaligh dari Arab dan dari Pasai.

Cara Menulis Bahasa Arab pada Artikel di Blogger dengan Situs Yamli

Julai 24, 2016 0

Selain menulis artikel dengan tulisan latin, kita juga bisa menulis dengan menggunakan tulisan Arab. Berikut tutorialnya:

1. Buka situs www.yamli.com/arabic-keyboard/.
2. Maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini


3. Silakan ketik lafadz  arab yang Anda inginkan dengan menggunakan huruf latin biasa. Sebagai contoh saya akan menulis lafadz Alhamdulillah.
4. Tunggu hingga muncul lafadz Alhamdulillah dalam bahasa Arab.


5.Silakan Anda pilih satu lafadz Arab  yang ditamplkan, kemudian klik satu kali. Maka tulisan latin tadi akan berubah menjadi huruf Arab.


6. Jika sudah selesai, Anda tinggal copy semua huruf yang ada dalam kotak tersebut (Ctrl+C)
7. Paste (Ctrl+V) ke dalam artikel Anda.


8. Selesai.

Demikian tutorial menulis artikel menggunakan bahasa Arab di blog dengan menggunakan situs dari www.yamli.com. Anda juga bisa menggunakan cara lain dengan cara yang lebih luas lagi yaitu dengan langsung menulis dengan huruf Arab tanpa bantuan dari situs apapun. Seperti yang sudah saya berikan pada postingan yang sebelumnya, silakan bisa dilihat di kedua link berikut:


Semoga Bermanfaat...

 

Keutamaan Adzan

Julai 20, 2016 0

Rasulullah SAW bersabda: Tiga orang yang nanti di hari kiamat (di padang Mahsyar) berada di atas bukit kecil dari kasturi hitam, mereka tiada tersusahkan oleh hisab dan tiada dikejutkan sehingga selesailah ia dari urusan manusia, yaitu: 
1) Lelaki yang membaca al-qur’an dengan mengharapkan ridha Allah swt dan menjadi iman shalatnya suatu kaum yang merasa ridha dengannya. 
2) Lelaki yang beradzan di dalam masjid dan berdo’a kepada Allah SWT dengan mengharap ridhanya. 
3) Lelaki yang diuji dengan rezeki akan tetapi hal itu tak menyebabkannya lupa dari amal akhirat. 

Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah jin, manusia, dan sesuatu mendengar panggilan muadzin melainkan mereka akan bersaksi bagi muadzin pada hari kiamat. 

Rasulullah SAW bersabda: Tangan dzat yang maha pemurah itu di atas kepala muadzin sehingga ia selesai dari adzannya.

Firman Allah SWT: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal shaleh.

Syarat Muadzin: 
1. Islam 
2. Tamyiz (Berakal) 
3. Laki-Laki 
4. Tahu dengan waktu shalat 

Rasulullah SAW bersabda: Apabila kalian mendengar panggilan adzan maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin (HR. Bukhari & Muslim). 

Rasulullah SAW bersabda: Apabila muadzin mengatakan “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka salah seorang dari kalian mengatakan “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Kemudian muadzin mengatakan “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah”, maka dikatakan, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.” Muadzin mengatakan setelah itu “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”, maka dijawab “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.” Saat muadzin mengatakan “Hayya ‘Alash Shalah”, maka dikatakan, “La Haula wala Quwwata illa billah.” Saat muadzin mengatakan “Hayya ‘Alal Falah”, maka dikatakan “La Haula wala Quwwata illa billah.” Kemudian muadzin berkata, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka si pendengar pun mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Di akhirnya muadzin berkata, “La Ilaaha illallah”, ia pun mengatakan, “La Ilaaha illallah” Bila yang menjawab adzan ini mengatakannya dengan keyakinan hatinya niscaya ia pasti masuk surga.” (HR. Muslim).

Dan ketika muadzin mengucapkan qadqamati shalat maka kita mengucapkan aqamaha allah waadamaha madamati samawati wal ard. Dan ketika mengucapkan ashalatu khairu minannaum maka mengucapkan sadaqta wabarirta wanashahta. 

Ketika setelah adzan membaca doa:
                                                     
 اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَه

Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang membaca do’a tersebut sesudah adzan atau sesudah qamat orang itu akan mendapat syafaatku nanti di hari kiamat. 

Syarat Sah adzan: 
1. Tertib 
2. Muwalat 
3. Masuk waktu 
4. Oleh satu orang sampai selesai (tidak bergantian) 
5. Menggunakan bahasa Arab 
6. Suara Keras 

Kegunaan adzan selain shalat: 
1. Ketika orang sedang duka cita 
2. Ketika orang kesurupan 
3. Ketika orang marah 
4. Ketika orang yang jahat perangainya 
5. Ketika kebakaran 
6. Ketika mayat diturunkan ke kubur 

Kegunaan adzan dan iqamat selain shalat: 
1. Dibelakang orang musyafir 
2. Telinga anak yang baru lahir 

Said bin Musayyab: Barang siapa shalat di tanah yang lapang niscaya disebelah kanannya ada malaikat yang shalat dan disebelah kirinya ada malaikat yg shalat, jika ia adzan dan iqamat maka dibelakangnya shalat malaikat yang banyak seperti beberapa gunung.

Perjalanan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Jun 14, 2016 0

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, tercatat sudah sepuluh kali Indonesia mengalami perubahan kurikulum pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari faktor politik di Indonesia yang pada setiap peralihan kepemimpinan dalam pemerintahan sering kali menteri pendidikan merubah kurikulum pendidikan. Mulai dari Rencana Pembelajaran tahun 1947 hingga kurikulum 2013.

Dalam hal ini tentunya ada dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh pergantian kurikulum tersebut. Diantaranya dampak positif dari perubahan kurikulum adalah penyesuaian dengan perkembangan zaman. Dengan perubahan dari mulai terbentuknya kurikulum hingga sekarang maka pendidikan Indonesia tidak akan tertinggal dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Dengan banyaknya sumber ilmu dan berkembangnya teknologi, tidak hanya dari guru namun siswa bisa mencari sendiri baik dari buku ataupun internet yang sudah tersebar luas, maka diharapkan sumber daya manusia akan meningkat mutunya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat.

Namun pada kenyataannya untuk sekarang ini tampaknya perubahan tersebut juga berdampak pada nilai budi pekerti dan budaya Indonesia. Dimana dengan semakin berkembangnya zaman, sedikit demi sedikit Indonesia kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang berbudaya. Hal ini ditandai dengan turunnya nilai moral dan lunturnya karakter yang berkebudayaan Indonesia, karena tuntutan pada pendidikan sekarang ini adalah mengedepankan hasil dan menghiraukan proses. Sehingga tidak sedikit orang mempunyai izajah pendidikan namun kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan izajah tersebut.

Jadi alangkah lebih baiknya jika pendidikan di Indonesia itu bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman namun tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia tersendiri. Tetap berpegang tegu pada falsafah Indonesia yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Inilah tugas kita semua dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Karena pada hakikatnya pendidikan akan mudah diterima dan dipahami jika bersesuaian dengan kebudayaan Indonesia tersendiri. Dan tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter.

Cara Menyisipkan Gambar pada Artikel di Blogger

Jun 12, 2016 0

Gambar merupakan salah satu komponen pendukung dalam sebuah artikel, karena dengan adanya gambar pembaca akan mendapatkan gambaran mengenai isi dari artikel tersebut. Selain itu gambar juga akan memperindah artikel yang dibuat dan membuat pembaca tertarik untuk membacanya. Berikut langkah-langkah dalam menyisipkan gambar pada artikel di Blogger:

1. Log In ke Blogger.
2. Silahkan buat Entri Baru.
3. Ketik artikel (postingan) Anda.
4. Untuk menyisipkan gambar ke dalam artikel, silahkan klik tombol Insert Image.


5. Klik tombol Pilih File.


6. Cari dan klik gambar dari dalam laptop yang ingin Anda masukkan ke dalam artikel, setelah itu klik Open.


7. Tunggu hingga proses upload selesai dan jika sudah selesai silahkan pilih dan klik gambar yang ingin Anda masukkan. Kemudian klik tombol Add Selected.



8. Jika sudah silahkan klik tombol Publikasikan. Dan Anda bisa lihat hasilnya.



Demikian cara menyisipkan gambar pada artikel di Blogger, semoga bermanfaat.

Kasih Sayang dalam Perspektif Pendidikan dan Agama

Mei 04, 2016 0

Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih dan merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Kasih sayang merupakan sesuatu yang sangat universal. Karena keuniversalannya itulah maka kasih sayang pun ternyata dapat digunakan sebagai metode dan strategi dalam pendidikan yang cukup efektif, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Seperti yang telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125. “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”.

Anak-anak yang dibesarkan dan dididik dalam limpahan kasih sayang, akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat. Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang orang tuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang. Anak-anak yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh sebagai anak yang merasa terkucilkan. Anak tersebut akan membenci orang tua, orang lain dan kemungkinan besar akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang berbahaya.

Kasih sayang memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang dapat menimbulkan kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, senang mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat. Ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam sanubari anak-anak maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang diamanahkan kepada mereka. Kecintaan pada anak-anak dan remaja merupakan bagian dari ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Beliau bersabda: “Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.”

Dalam proses pendidikan di sekolah yaitu peran orang tua digantikan oleh pendidik, pola hubungan mendidik perlu dilandasi oleh kasih sayang dari pendidik kepada peserta didik agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Setiap proses pendidikan pasti melibatkan aspek rasional dan emosional. Sebuah iklim pendidikan yang harmonis hanya akan berlangsung ketika proses belajar mengajarnya beriklim kasih sayang. Oleh karena itu, kasih sayang merupakan sesuatu yang disadari ataupun tidak secara langsung terlibat dalam proses pendidikan, dalam bentuk dan kondisi apapun.

Dalam proses belajar mengajar, seharusnya kasih sayang menjadi dasar dilakukukannya proses trasfer nilai dan pengetahuan. Tanpa rasa kasih sayang, proses belajar mengajar hanya akan menjadi rutinitas yang hanya akan melahirkan generasi yang “mati rasa”, yang hanya mengerti bagaimana mengaplikasikan ilmunya secara rasional, tanpa menggunakan perasaannya sebagai manusia. Dalam konteks inilah kasih sayang memiliki peran yang sangat urgen dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu pendewasaan manusia secara komprehensif.

Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari dengan kasih sayang. Begitu jelas dan tegas Rasulullah SAW menyeru akan kasih sayang. Dalam hadits yang lain Rasulullah pun bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kami seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan tidak menghormati yang lebih tua.” Semua pekerjaan, khususnya kerja yang berkaitan dengan pemikiran butuh akan cinta. Sebuah pekerjaan harus dilakukan dengan sedikit senyuman, penuh kasih sayang dan tidak dengan kekerasan. Maka, guru harus menunjukkan ketulusan cintanya kepada murid, sehingga murid tersebut akan membalas positif sikap demikian.

Peran kasih sayang dalam pendidikan ruh dan jiwa peserta didik sangat penting seperti pentingnya makanan bagi pertumbuhan tubuh. Sebagaimana makanan yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan pada tubuh. Begitu pun kurangnya kasih sayang atau kasih sayang yang sangat berlebihan dapat merusak jiwa peserta didik. Kasih sayang akan berdampak positif apabila dilakukan secara seimbang. Namun, jika kasih sayang diberikan secara berlebihan maka secara tidak sadar seorang pendidik telah mengajak anak didiknya untuk melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini merupakan dampak dari metode pendidikan yang salah. Anak yang mendapatkan kasih sayang secara berlebihan cenderung akan menjadi malas, pasrah, lemah dan cepat putus asa ketika menghadapi masalah kecil dalam hidupnya.

Ibarat kaca yang berdebu, jangan terlalu keras membersihkannya nanti ia akan mudah retak dan pecah, dan jangan pula terlalu lembut membersihkannya nanti ia mudah keruh dan ternoda. Lemah lembutlah kepadanya namun jangan terlalu memanjakannya tegurlah bila ia bersalah namun jangan lukai hatinya. Ia bagai permata keindahan sentuhlah hatinya dengan kelembutan, ia sehalus sutera di awan jagalah hatinya dengan kesabaran.

Cara Mengetik Menggunakan Bahasa Arab di Laptop atau Komputer

April 23, 2016 0

Setelah Anda berhasil mengaktifkan bahasa Arab di laptop atau komputer, sekarang Anda bisa mencobanya di program pengolah kata seperti Microsoft Office Word.

Aktifkan program Microsoft Wordnya, dan tentukan bahasa penulisan di Taskbar Language menjadi Arabic.


Karena perataraan dalam menulis huruf Arab adalah dari kanan, maka Anda aktifkan Right to Left Text Direction di Microsoft Word sebelum melakukan pengetikan.


Jika keyborad Anda belum mendukung untuk menulis huruf Arab, artinya belum tercantum huruf Arab di keyboardnya. Tentunya ini akan menyulitkan Anda jika ingin mengetik huruf Arab. Maka gunakanlah On-Screen Keyborad. Cara mengaktifkan On-Screen Keyborad dari Start > All Programs > Accessories > Ease of Access > On-Screen Keyboard.


Sekarang Anda telah berhasil menulis bahasa Arab di Microsoft Office Word.


Semoga bermanfaat...

Cara Mengaktifkan Bahasa Arab di Laptop atau Komputer

Mac 06, 2016 0

Sebelum Anda bisa mengetik menggunakan bahasa Arab maka Anda harus mengaktifkan terlebih dahulu bahasa Arab di Laptop atau Komputer Anda. Berikut cara mengaktifkan bahasa Arab di Laptop atau Komputer:

1. Masuk ke Control Panel
2. Kemudian pilih Change Keyboards or Order Input Methods


3. Pada bagian Keyboards and Languages Click Change Keyboards

 
4. Selanjutnya pada tab General Click Add


5. Selanjutnya maka Anda tinggal pilih input bahasa atau pengetikan yang Anda inginkan. Contoh disini kita akan mengaktifkan bahasa Arab, maka Anda pilih Arabic (Saudi Arabia). Setelah itu centang juga pada opsi Arabic (101), Arabic (102), dan Arabic (102) AZERTY. Setelah semua pengaturan selesai, klik OK.

Mengaktifkan Dan Menulis Huruf Arab Di Komputer 2

6. Anda telah berhasil mengaktifkan bahasa Arab di komputer Anda.

Setelah berhasil mengaktifkan bahasa Arab maka Anda sudah bisa mengetik menggunakan bahasa Arab pada program pengolah kata seperti Microsoft Word. Untuk tutorialnya akan dibahas pada postingan selanjutnya.

Semoga bermanfaat...