Kasih Sayang dalam Perspektif Pendidikan dan Agama

Mei 04, 2016 0

Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih dan merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Kasih sayang merupakan sesuatu yang sangat universal. Karena keuniversalannya itulah maka kasih sayang pun ternyata dapat digunakan sebagai metode dan strategi dalam pendidikan yang cukup efektif, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Seperti yang telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125. “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”.

Anak-anak yang dibesarkan dan dididik dalam limpahan kasih sayang, akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat. Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang orang tuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang. Anak-anak yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh sebagai anak yang merasa terkucilkan. Anak tersebut akan membenci orang tua, orang lain dan kemungkinan besar akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang berbahaya.

Kasih sayang memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang dapat menimbulkan kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, senang mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat. Ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam sanubari anak-anak maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang diamanahkan kepada mereka. Kecintaan pada anak-anak dan remaja merupakan bagian dari ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Beliau bersabda: “Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.”

Dalam proses pendidikan di sekolah yaitu peran orang tua digantikan oleh pendidik, pola hubungan mendidik perlu dilandasi oleh kasih sayang dari pendidik kepada peserta didik agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Setiap proses pendidikan pasti melibatkan aspek rasional dan emosional. Sebuah iklim pendidikan yang harmonis hanya akan berlangsung ketika proses belajar mengajarnya beriklim kasih sayang. Oleh karena itu, kasih sayang merupakan sesuatu yang disadari ataupun tidak secara langsung terlibat dalam proses pendidikan, dalam bentuk dan kondisi apapun.

Dalam proses belajar mengajar, seharusnya kasih sayang menjadi dasar dilakukukannya proses trasfer nilai dan pengetahuan. Tanpa rasa kasih sayang, proses belajar mengajar hanya akan menjadi rutinitas yang hanya akan melahirkan generasi yang “mati rasa”, yang hanya mengerti bagaimana mengaplikasikan ilmunya secara rasional, tanpa menggunakan perasaannya sebagai manusia. Dalam konteks inilah kasih sayang memiliki peran yang sangat urgen dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu pendewasaan manusia secara komprehensif.

Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari dengan kasih sayang. Begitu jelas dan tegas Rasulullah SAW menyeru akan kasih sayang. Dalam hadits yang lain Rasulullah pun bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kami seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan tidak menghormati yang lebih tua.” Semua pekerjaan, khususnya kerja yang berkaitan dengan pemikiran butuh akan cinta. Sebuah pekerjaan harus dilakukan dengan sedikit senyuman, penuh kasih sayang dan tidak dengan kekerasan. Maka, guru harus menunjukkan ketulusan cintanya kepada murid, sehingga murid tersebut akan membalas positif sikap demikian.

Peran kasih sayang dalam pendidikan ruh dan jiwa peserta didik sangat penting seperti pentingnya makanan bagi pertumbuhan tubuh. Sebagaimana makanan yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan pada tubuh. Begitu pun kurangnya kasih sayang atau kasih sayang yang sangat berlebihan dapat merusak jiwa peserta didik. Kasih sayang akan berdampak positif apabila dilakukan secara seimbang. Namun, jika kasih sayang diberikan secara berlebihan maka secara tidak sadar seorang pendidik telah mengajak anak didiknya untuk melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini merupakan dampak dari metode pendidikan yang salah. Anak yang mendapatkan kasih sayang secara berlebihan cenderung akan menjadi malas, pasrah, lemah dan cepat putus asa ketika menghadapi masalah kecil dalam hidupnya.

Ibarat kaca yang berdebu, jangan terlalu keras membersihkannya nanti ia akan mudah retak dan pecah, dan jangan pula terlalu lembut membersihkannya nanti ia mudah keruh dan ternoda. Lemah lembutlah kepadanya namun jangan terlalu memanjakannya tegurlah bila ia bersalah namun jangan lukai hatinya. Ia bagai permata keindahan sentuhlah hatinya dengan kelembutan, ia sehalus sutera di awan jagalah hatinya dengan kesabaran.