Munafik yang Salah Tafsir

Januari 11, 2016

Belakangan sebutan munafik kerap disalahgunakan oleh anak-anak muda,

“Udah ga usah munafik, deh. Kalo suka minum, minum aja”

“Gw sih ga munafik ya, kalo emang pengen pacaran ya pacaran aja”

Mereka mengira, seorang beriman yang menahan diri dari syahwat dunia adalah munafik, karena dianggap lain di hati dan lain yang nampak. Mereka tak mampu fahami bahwa setiap orang, sememangnya memiliki hasrat terhadap hal-hal duniawi, namun seorang yang memiliki iman akan menahan diri darinya.

Mari kita fahami, semua orang pernah berbuat salah, tak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya sisi gelap yang ia sembunyikan, dengan berbagai latar belakangnya. Bulan nan indah tak hanya punya sisi benderang, ia punya sisi gelap yang ia sembunyikan. Seorang beriman yang menyembunyikan aib atau dosa artinya ia masih punya iman, karena secara fitrah dosa itu memang harus ditutupi. Itu bukan munafik, tapi lebih kepada rasa malu atas dosa yang ia lakukan. “Dosa itu apa yang mengganjal di hatimu dan engkau malu bila diketahui orang lain”.

Yang lebih keliru adalah orang yang mengumbar dosa secara terang-teranganan dengan alasan tak mau munafik, sebab itu menandakan ia tak malu-malu berbuat dosa. Syetan menelusup halus menipunya agar tak munafik, lalu ia justru jatuh pd lembah kesalahan dg mengumbar dosa terang-terangaan. Akhirnya ia menginspirasi orang lain berbuat dosa serupa. Orang yang memiliki cahaya di hatinya sekalipun setitik kecil, akan malu mengumbar dosa yang sudah Allah tutupi.

Munafik bukanlah orang yang nampak baik tapi menahan diri dari keinginan duniawi, sebab setiap orang punya keinginan terhadap kesenangan-kesenangan. Munafik bukanlah orang yang nampak baik tapi sembunyikan dosa, sebab setiap orang pasti melakukannya.

Munafik adalah apabila berkata ia berdusta, janji ia ingkar, dipercaya ia khianat.
loading...

Artikel Terkait

Previous
Next Post »